Monday, March 24, 2008

Tanya Jawab (1)

Dari: hendry, surabaya
Namo Buddhaya,
Bhante,
1. Saya melihat di agama lain bahwasanya kalo kita percaya dengan agama mereka, maka mereka akan disembuhkan. Saya melihat banyak kesaksian bahwa kalo umat mereka sakit apapun, asal ikut kebaktian dan dijamah tuhan mereka, mereka bisa sembuh. Ada yang gak bisa berjalan setelah ikut bisa sembuh.
Yang mao saya tanyakan kepada Bhante : apakah benar ada kejadian seperti itu dan kenapa hal tersebut bisa terjadi ?
2. Dalam Agama Buddha terdapat 3 aliran yaitu Theravada, Mahayana dan Tantrayana.
Yang mao saya tanyakan ke Bhante : mengapa dalam ajaran Mahayana kebanyakan ajarannya mengarah ke ajaran Bodhisatva dan sutra-sutra yang dibacakan itu kebanyakan sutra Bodhisatva ?
Apakah dalam Ajaran Sang Buddha pernah cerita mengenai sutra-sutra tersebut ? Contohnya : Mahakaruna Dharani, Amithaba Sutra, Bhaisjyaguru Sutra ?
Terima kasih atas jawaban Bhante.

Jawaban:
1. Memang sering terdengar dalam masyarakat adanya kegiatan penyembuhan seperti yang disampaikan dalam pertanyaan. Namun, kalau dari ribuan orang yang hadir ada beberapa orang saja yang sembuh, berarti lebih banyak mereka yang tidak sembuh daripada mereka yang bisa disembuhkan.
Padahal, mereka yang tidak sembuh, mungkin juga memiliki keyakinan yang sama atau bahkan lebih yakin dengan mereka yang telah tersembuhkan.

Dalam pengertian Buddhis, mereka yang tersembuhkan dalam upacara itu adalah karena kamma baik yang mereka miliki telah mendukung untuk kesembuhannya. Upacara yang dilakukan hanya sarana untuk mempercepat kamma baik yang mereka miliki matang.
Apabila mereka belum memiliki kamma baik yang mendukung, maka meskipun mereka berkali-kali mengikuti upacara seperti itu, mereka tetap tidak mendapatkan kesembuhan seperti yang diinginkan.

Demikian pula kalau kesembuhan dapat dicapai dengan suatu upacara ritual belaka, maka tentu tidak ada lagi orang yang bersedia menjadi dokter atau membuka rumah sakit. Semua orang akan mengikuti dan belajar melakukan upacara ritual agar dapat menyembuhkan orang sakit. Namun, ternyata masih banyak orang yang menjadi dokter serta membuka rumah sakit. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua orang memiliki kamma baik yang mendukung agar ia bisa segera sembuh dengan mengikuti upacara ritual tertentu.
Jadi, memang ada upacara ritual yang mengkondisikan kamma baik berbuah dalam bentuk kesembuhan. Namun, janganlah terheran-heran dengan hal itu karena kesembuhan bukan hanya disebabkan oleh suatu upacara tertentu. Kesembuhan lebih memerlukan kamma baik yang mendukung daripada suatu upacara ritual.

2. Dalam masyarakat Buddhis berkembang Agama Buddha dengan dua tradisi besar yaitu tradisi India yang dikenal dengan istilah Theravada, dan tradisi Tiongkok yang dikenal dengan istilah Mahayana. Tantrayana atau Vajrayana atau Agama Buddha dengan tradisi Tibet lebih sering digolongkan sebagai bagian dari Agama Buddha tradisi Tiongkok.

Perbedaan Agama Buddha tradisi India dengan tradisi Tiongkok secara sederhana dapat dilihat dari saat Pangeran Siddhattha mencapai kebuddhaan. Saat Pangeran Siddhattha mencapai Penerangan Sempurna di Bodhgaya menjadi Buddha Gotama dapat dianggap sebagai titik nol untuk mempelajari kedua tradisi besar dalam Agama Buddha.
Theravada lebih banyak memberikan keterangan dan penjelasan yang berhubungan dengan berbagai kejadian setelah Pangeran Siddhattha mencapai kebuddhaan. Karena itu, berbagai kotbah Sang Buddha banyak dikutip dalam penjelasan secara Theravada.
Mahayana lebih banyak memberikan keterangan dan penjelasan yang berhubungan dengan berbagai kejadian sebelum Pangeran Siddhattha mencapai kebuddhaan. Karena itu, berbagai penjelasan Dhamma dalam Mahayana banyak membabarkan tentang bodhisatta atau calon Buddha.

Adanya perbedaan itu pula yang menyebabkan beberapa bagian kitab suci yang dipergunakan di kedua aliran tidaklah sama. Dharani dan sutra yang ditanyakan di atas tidak terdapat dalam Kitab Suci Tipitaka yang dipergunakan Agama Buddha tradisi India atau Theravada.
Meskipun ada sedikit perbedaan di antara kedua aliran besar ini, hendaknya para umat Buddha tidak mempertajam perbedaan tersebut. Umat Buddha hendaknya lebih banyak membicarakan berbagai persamaan yang ada di kedua tradisi.
Dalam bahasa sederhana, berbagai hal yang sama dalam kedua tradisi hendaknya tidak dibeda-bedakan. Sebaliknya, hal yang berbeda dalam kedua tradisi hendaknya tidak dipersamakan. Setiap umat Buddha dapat memilih dan menjalani Agama Buddha dengan tradisi yang sesuai kecocokan masing-masing tanpa harus saling menjelekkan tradisi lain.
Semoga jawaban ini bermanfaat.
Salam metta,
B. Uttamo

 

Sumber : http://samaggi-phala.or.id/

 

 

Regards,

Sankata
PT. Ecomindo Saranacipta

YDAP Building 4th Floor

Jl. Raya PAsar Minggu Kav. 45

Jakarta, 12510 - Indonesia

Phone: +62 21 7900909 Fax: +62 21 7900808

Mobile phone : +62 819 - 77669779

Email : sankata.ec@ecomindo.com, sankatalee@gmail.com | ym : sankatalee

Blog : http://sankatalee.blogspot.com

 

No comments: