Wednesday, October 15, 2008

Fenomena Tindihan Waktu Tidur (Sleep Paralysis)

Fenomena Tindihan Waktu Tidur (Sleep Paralysis)



Pernah terbangun dari tidur, tapi sulit bergerak ataupun berteriak? Tenang, Anda bukan sedang diganggu mahkluk halus. Ini penjelasan ilmiahnya!

KEJADIAN ini sering saya alami sejak zaman SMA, bahkan hingga sekarang (meski frekuensinya sudah sangat berkurang). Saat hendak bangun dari tidur atau baru saja terlelap, saya merasa seperti ditindih sesuatu. Ini membuat saya sulit bangun ataupun berteriak minta tolong.

Lalu, ada sedikit rasa dingin menjalar dari ujung kaki ke seluruh tubuh. Untuk bisa bangun, satu-satunya cara adalah menggerakkan ujung kaki, ujung tangan atau kepala sekencang-kencangny a hingga seluruh tubuh bisa digerakkan kembali.

Setelah itu, biasanya saya tidak berani tidur. Takut kesadaran saya hilang atau kejadian itu berulang lagi. Apalagi saat kejadian, saya seperti melihat sebuah bayangan di kegelapan.

Pernah saya saya bercerita tentang hal ini pada ibu saya. Beliau mengatakan saya mengalami tindihan. Dan menurut kepercayaan orang tua, yang menindih adalah makhluk halus. Ih, seram ya! Namun, logika saya berusaha mencari penjelasan ilmiah. Inilah hasilnya

Sleep Paralysis


Menurut medis, keadaan ketika orang akan tidur atau bangun tidur merasa sesak napas seperti dicekik, dada sesak, badan sulit bergerak dan sulit berteriak disebut sleep paralysis alias tidur lumpuh (karena tubuh tak bisa bergerak dan serasa lumpuh). Hampir setiap orang pernah mengalaminya. Setidaknya sekali atau dua kali dalam hidupnya.

Sleep paralysis bisa terjadi pada siapa saja, lelaki atau perempuan. Dan usia rata-rata orang pertama kali mengalami gangguan tidur ini adalah 14-17 tahun. Sleep paralysis alias tindihan ini memang bisa berlangsung dalam hitungan detik hingga menit. Yang menarik, saat tindihan terjadi kita sering mengalami halusinasi, seperti melihat sosok atau bayangan hitam di sekitar tempat tidur. Tak heran, fenomena ini pun sering dikaitkan dengan hal mistis.

Di dunia Barat, fenomena tindihan sering disebut mimpi buruk inkubus atau old hag berdasarkan bentuk bayangan yang muncul. Ada juga yang merasa melihat agen rahasia asing atau alien. Sementara di beberapa lukisan abad pertengahan, tindihan digambarkan dengan sosok roh jahat menduduki dada seorang perempuan hingga ia ketakutan dan sulit bernapas.

Kurang Tidur


Menurut Al Cheyne, peneliti dari Universitas Waterloo, Kanada, sleep paralysis, adalah sejenis halusinasi karena adanya malfungsi tidur di tahap rapid eye movement (REM).

Sebagai pengetahuan, berdasarkan gelombang otak, tidur terbagi dalam 4 tahapan. Tahapan itu adalah tahap tidur paling ringan (kita masih setengah sadar), tahap tidur yang lebih dalam, tidur paling dalam dan tahap REM. Pada tahap inilah mimpi terjadi.

Saat kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur, gelombang otak tidak mengikuti tahapan tidur yang seharusnya. Jadi, dari keadaan sadar (saat hendak tidur) ke tahap tidur paling ringan, lalu langsung melompat ke mimpi (REM).

Ketika otak mendadak terbangun dari tahap REM tapi tubuh belum, di sinilah sleep paralysis terjadi. Kita merasa sangat sadar, tapi tubuh tak bisa bergerak. Ditambah lagi adanya halusinasi muncul sosok lain yang sebenarnya ini merupakan ciri khas dari mimpi.

Selain itu, sleep paralysis juga bisa disebabkan sesuatu yang tidak dapat dikontrol. Akibatnya, muncul stres dan terbawa ke dalam mimpi. Lingkungan kerja pun ikut berpengaruh. Misalnya, Anda bekerja dalam shift sehingga kekurangan tidur atau memiliki pola tidur yang tidak teratur.

Jangan Anggap Remeh


Meski biasa terjadi, gangguan tidur ini patut diwaspadai. Pasalnya, sleep paralysis bisa juga merupakan pertanda narcolepsy (serangan tidur mendadak tanpa tanda-tanda mengantuk), sleep apnea (mendengkur) , kecemasan, atau depresi.

Jika Anda sering mengalami gangguan tidur ini, sebaiknya buat catatan mengenai pola tidur selama beberapa minggu. Ini akan membantu Anda mengetahui penyebabnya. Lalu, atasi dengan menghindari pemicu. Bila tindihan diakibatkan terlalu lelah, coba lebih banyak beristirahat.

Kurang tidur pun tidak boleh dianggap remeh. Jika sudah menimbulkan sleep paralysis, kondisinya berarti sudah berat. Segera evaluasi diri dan cukupi kebutuhan tidur. Usahakan tidur 8-10 jam pada jam yang sama setiap malam.

Perlu diketahui juga, seep paralysis umumnya terjadi pada orang yang tidur dalam posisi telentang (wajah menghadap ke atas dan hampir nyenyak atau dalam keadaan hampir terjaga dari tidur). Itu sebabnya, kita perlu sering mengubah posisi tidur untuk mengurangi risiko terserang gangguan tidur ini.

Nah, jika tindihan disertai gejala lain, ada baiknya segera ke dokter ahli tidur atau laboratorium tidur untuk diperiksa lebih lanjut. Biasanya dokter akan menanyakan kapan tindihan dimulai dan sudah berlangsung berapa lama. Catatan yang telah Anda buat tadi akan sangat membantu ketika memeriksakan diri ke dokter.

Mitos Sleep Paralysis Di Berbagai Negara

- Di budaya Afro-Amerika, gangguan tidur ini disebut the devil riding your back hantu atau hantu yang sedang menaiki bahu seseorang.

- Di budaya China, disebut gui ya shen alias gangguan hantu yang menekan tubuh seseorang.

- Di budaya Meksiko, disebut se me subio el muerto dan dipercaya sebagai kejadian adanya arwah orang meninggal yang menempel pada seseorang.

- Di budaya Kamboja, Laos dan Thailand, disebut pee umm, mengacu pada kejadian di mana seseorang tidur dan bermimpi makhluk halus memegangi atau menahan tubuh orang itu untuk tinggal di alam mereka.

- Di budaya Islandia, disebut mara. Ini adalah kata kuno bahasa Island. Artinya hantu yang menduduki dada seseorang di malam hari, berusaha membuat orang itu sesak napas dan mati lemas.

- Di budaya Tuki, disebut karabasan, dipercaya sebagai makhluk yang menyerang orang di kala tidur, menekan dada orang tersebut dan mengambil napasnya.

- Di budaya Jepang, disebut kanashibari, yang secara literatur diartikan mengikat sehingga diartikan seseorang diikat oleh makhluk halus.

- Di budaya Vietnam, disebut ma de yang artinya dikuasai setan. Banyak penduduk Vietnam percaya gangguan ini terjadi karena makhluk halus merasuki tubuh seseorang.

- Di budaya Hungaria, disebut lidercnyomas dan dikaitkan dengan kata supranatural boszorkany (penyihir). Kata boszorkany sendiri berarti menekan sehingga kejadian ini diterjemahkan sebagai tekanan yang dilakukan makhluk halus pada seseorang di saat tidur.

- Di budaya Malta, gangguan tidur ini dianggap sebagai serangan oleh Haddiela (istri Hares), dewa bangsa Malta yang menghantui orang dengan cara merasuki orang tersebut. Dan untuk terhindar dari serangan Haddiela, seseorang harus menaruh benda dari perak atau sebuah pisau di bawah bantal saat tidur.

- Di budaya New Guinea, fenomena ini disebut Suk Ninmyo. Ini adalah pohon keramat yang hidup dari roh manusia. Pohon keramat ini akan memakan roh manusia di malam hari agar tidak menggangu manusia di siang hari. Namun, seringkali orang yang rohnya sedang disantap pohon ini terbangun dan terjadilah sleep paralysis.

Wednesday, September 24, 2008

Manusia Berbudi Luhur

Umumnya orang menjadi baik ketika orang-orang disekitarnya baik.tetapi menjadi baik hanya saat orng lain baik terhadap anda bukanlah sifat sejati seorang manusia bajik(berbudi luhur).seorang barulah disebut manusia berbudi luhur bila ia bersikap baik pada semua orang,tak peduli apakah mereka baik atau buruk padanya.ketika anda tinggal disuatu komunitas anda harus berusaha hidup rukun bersama orang-orang diseputar anda.tetapi ketika anda sendirian,apakah anda hidup rukun dengan diri(batin maupun pikiran) anda?seorang manusia berbudi luhur adalah seorang yang hidup dengan sadar(menegakkan sati),bijaksana dan penuh cinta kasih(metta) terhadap pihak lain.jika hidup dengan penuh sati(sadar),bijaksana dan metta,kita akan rukun dengan siapa saja.

Bukan hanya terbatas pada manusia,bahkan dewa Sakka(Raja Para dewa) didalam cerita Sutta,tak mampu melakukankan hal ini.ia mengalami penderitaan saat menjelang akhir hidupnya dialam dewa.Mengapa?karena batinnya diliputi dengan iri hatin dan kekalutan karena bakal terlepasnya kerajaan surgawi serta semua kepemilikannya kepada penerus yang berikutnya.karena itu Sakka Sang Raja para dewa menghadap Sang Buddha dan bertanya,"Semua makhluk hidup menginginkan kebahagiaan,kedamaian,terbebas dari penderitaan.namun walaupun mereka menginginkan ini semua,mengapa mereka tidak terbebas dari penderitaan hidup?"

Sang Buddha menjawab,"Makhluk hidup mendambakan semua ini namun mereka masih menderita karena irihati(issa) dan kikir(macchariya)."Bila seseorang menumbuhkan rasa dengki saat melihat keberuntungan atau kesejahteraan orang lain,itulah iri hati.bila seseorang merasa senang dengan kemalangan orang lain,orang ini takkan pernah merasa tentram hidupnya.bila seseorang menggenggam erat2 kepemilikannya,melekati apa yang dia miliki itulah sifat kikir(macchariya).bila pihak lain sukses dan berhasil dalam hidupnya maka seyogyanya ia turut berbahagia atas keberuntungan mereka.sejaumlah orang tidak memandang demikian,mereka hanya bisa mengais kesalahan orang lain,memandang dari sisi negatif saja.

Iri hati adalah bagian dari kebencian(Dosa,pali text).meninggal dengan batin diliputi kebencian akan membawa kelahiran kembali dialam neraka.Kikir adalah bagian dari sifat serakah(Lobha).meninggal dengan lobha akan terlahir dialam Peta(setan kelaparan).karena lobha dan dosa(kebencian),makhluk hidup berada dalam kesengsaraan yang memilukan.apabila hidup dengan kesadaran dan kebijaksanaan,sikap mental demikian tidak akan ada.bila hidup dengan Metta(cinta kasih),seseorang dapat lebih bersabar terhadap orang lain,lebih mudah memaafkan orang lain.

Sebatang pohon akan memberikan keteduhan kepada penebang pohon sampai akhirnya ia ditumbangkan.sepotong kayu cendana akan terus menyebarkan wanginya kepada orang yang menyulutnya sampai ia terbakar habis menjadi abu.begitu pula seorang makhluk berbudi luhur akan terus memberikan pertolongan bahkan kepada penyerangnya.dalam sebuah kisah diceritakan,Sang Bodhisatta(Bodhisatva) dalam kelahirannya sebagai seekor raja kera,menolong seorang pemburu yang jatuh kedalam sebuah lubang besar.karena kehabisan tenaga setelah mengeluarkan pemburu itu,ia beristirahat sebentar dipangkuan sang pemburu.pemburu tersebut berpikir,daripada hari ini tidak berhasil menangkap seekor binatang pun,lebih baik membawa pulang daging kera.dengan sebongkah batu,pemburu ini menghantam kepala si raja kera,dan menciderainya.bayangkan betapa kejinya sipemburu kepada kera yang telah menyelamatkan dirinya.si raja kera dengan kepala terluka berusaha menyelamatkan diri dan lari keatas pohon.timbul pemikiran dalam diri siraja kera bahwa bila ia meninggalkan si pemburu ditengah hutan tanpa menunjukkan jalan keluar sementara hari sudah menjelang malam maka besar kemungkinan si pemburu akan tersesat dan menjadi santapan harimau.didorong rasa belas kasihan tanpa memikirkan bahwa sipemburu baru saja bermaksud mencelakai dirinya,si raja kera menyuruh si pemburu mengikuti ceceran darahnya dan menuntun si pemburu keluar dari hutan,sehingga selamatlah jiwa si pemburu.

seorang makhluk berbudi luhur akan memberikan pertolongan bahkan pada penyerangnya,dengan keringat dan darahnya.dengan selalu mengembangkan rasa iba dan belas kasih pada orang,batin kita menjadi tenang.raihlah berkah dari Buddhasasana dengan mengembangkan sifat berbelas kasih,gemar berdana,dan menegakkan sila dalam kehidupan sehari.semoga sedikit cerita diatas bisa menjadi motivator bagi kita untuk mengembang hati yang penuh cinta kasih kepada semua makhluk tanpa terkecuali.SABBE SATTA BHAVANTU SUKHITATTA.....SEMOGA SEMUA MAKHLUK HIDUP BERBAHAGIA....

JINAPANJARA GATHA

JINAPANJARA GATHA

 

(JINABANCHON PUNNA SOMDETTO)




Namo tassa bhagavato arahato sammā-sambuddhassa! (3X)

Puttakāmolabheputta
dhanakāmolabhedhana
Atthikāyekāyañaya devānapiyata suttavā
Itipi so bhagavā yamarājāno
Dāvvessuvaṇṇo maraamsukha
Arahamsugato namobuddhāya

Jayasanagata viraHetva maram savahinam Catosacca matarasam Ye pivimsu narasabha

Tanhankaradayo buddhaAtthavisati nayaka Sabbe patitthita mayhem Matthake me munissara
Sire patitthita buddhaDhammo ca mama locane Sangho patitthito mayhem Ure sabba gunakaro

Hadaye Anuruddho caSariputto ca dakkhine Kondano pitthibhagasmim Moggalano'si vamake

Dakkhine savane mayhemAsum Ananda Rahula Kassapo ca Mahanamo Ubho sum vamasotake
Kesante pitthibhagasmimSuriyo'va pabhankaro Nisinno sirisampanno Sobhito muni pungavo
Kumarakassapo namaMahesi citravadako So mayhem vadane niccam Patittha'si gunakaro
Punno Angulimalo caUpali Nanda Sivali Thera panca ime jata Lalaje tilaka mama
Sesa siti mahathasiVijata jina-savaka Jalanta sila-tejena Anga'mangesu santhita
Ratanam purato asiDakkhine metta suttakam Dhajaggam pacchato asi Vame angulimalakam
Khanda-Mora-parittancaAtanatiya suttakam Akasacchadanam asi Sesa pakara-sannita
Jinana bala samyutaDhammapakara lankate Vasanto me catukiccena Sada sambuddha panjare
VatapittadisanjataBahirajjhattu'paddava Asesa vilayam yantu Ananta-guna-telasa
Jinapanjara-majjhathamViharantam mahitale Sada palentu mam sabbe Te maha-purisasabha
Icceva m'accantakato surakkhoJinanubhavena jitu'paddavo Buddhanubhavena hatarisangho Carami saddhama'nubhavapalito

Icceva m'accantakato surakkho Jinanubhavena jitu'paddavo Dhammanubhavena hatarisangho Carami saddhama'nubhavapalito
Icceva m'accantakato surakkhoJinanubhavena jitu'paddavo Sanghanubhavena hatarisangho Carami saddhama'nubhavapalito
Saddhammapakarararikkhita'smiAtthariya atthadisasu honti Etthantare atthanatha bhavanti Uddharu vitanam va jina thita me
Bhindanto marasenam mama shasi thitoBhodi maruyha sattha Moggallano'si vame vasari bhujatate Dakkhine sariputto

Dhammo majjhe urasmim viharati bhavato Mokkhato morayonim Sampatto bodhisatto carana yugagato Bhanu lokekanatho
Sabba'vamangala'mupaddava dunnimitam
Sabbitiroga gahadosa'masesa ninda Sabbantaraya bhaya dussipinam akantam Buddhanubhavapavarena payatu nasam
Sabba'vamangala'mupaddava dunnimitam
Sabbitiroga gahadosa'masesa ninda Sabbantaraya bhaya dussipinam akantam Dhammanubhavapavarena payatu nasam
Sabba'vamangala'mupaddava dunnimitam
Sabbitiroga gahadosa'masesa ninda Sabbantaraya bhaya dussipinam akantam Sanghanubhavapavarena payatu nasam



TERJEMAHAN:


Syair Istana Sang Buddha






Terpujilah Sang Bhagava yang telah mencapai penerangan sempurna (3X)

Para Pahlawan, telah mengalahkan kejahatan,
bersama pasukannya, menduduki bangku Kemenangan.
Para Pemimpin manusia telah meminum inti sari
Empat Kebenaran Mulia.

Semoga dua puluh delapan Buddha, seperti
Buddha Tamhankara dan Para Arahat
berdiam di kepalaku.
Semoga Sang Buddha berdiam di kepalaku;
Sang Dhamma di mataku;
Sang Sangha, Ladang segala Kebajikan di pundakku.

Semoga Anuruddha berdiam di hatiku;
Sariputta di kananku; Kondanna di punggungku dan Maha Mogalana di kiriku.
Ananda dan Rahula berada di telinga kananku;
Kassapa dan Mahanama berada di telinga kiriku.

Di tengkukku duduklah
Sobhita Agung, yang bersinar bagaikan Matahari.
Penutur Dhamma, Yang Mulia Kumara Kassapa,
Ladang segala Kebajikan, berdiam di mulutku.

Di dahiku ada lima Thera:
Punna, Angulimala, Upali, Nanda, dan Sivali.
Tiga puluh delapan Thera yang lain,
Para Murid dari Sang Penakluk,
bercahaya dalam Kemenangan akan Kebajikan,
berdiam di bagian tubuhku yang lain.

Sutta Permata ada didepanku,
di sebelah kananku Sutta Cinta Kasih.
Sutta Perlindungan di punggungku,
di sebelah kiriku ada Sutta Angulimala.

Sutta perlindungan: Khanda, Mora, dan Atanatiya bagaikan Pilar Surgawi.
Sutta yang lain bagai Tembok Pelindung disekelilingku.

Semoga semua Manusia Besar tersebut selalu melindungiku yang berada
di tengah-tengah Istana Buddha dalam dunia ini.
Dengan Kekuatan Kebaikan Mereka yang tak terbatas,
Semoga semua halangan dari dalam dan luarku hilang tanpa terkecuali.
Semoga Mereka melindungiku dalam setiap kesempatan.
Mengatasi semua halangan dengan Kekuatan Sang Penakluk
(Sang Buddha, Sang Dhamma, dan Sang Sangha)
Semoga aku mengalahkan tentara nafsu dan hidup dalam
Perlindungan Sang Dhamma yang Sempurna!

Thursday, September 18, 2008

Pertapa muda dan Kepiting

Suatu ketika di sore hari yang terasa teduh, tampak seorang pertapa muda sedang bermeditasi di bawah pohon, tidak jauh dari tepi sungai. Saat sedang berkonsentrasi memusatkan pikiran, tiba-tiba perhatian pertapa itu terpecah kala mendengarkan gemericik air yang terdengar tidak beraturan.

Perlahan-lahan, ia kemudian membuka matanya. Pertapa itu segera melihat ke arah tepi sungai di mana sumber suara tadi berasal. Ternyata, di sana tampak seekor kepiting yang sedang berusaha keras mengerahkan seluruh kemampuannya untuk meraih tepian sungai sehingga tidak hanyut oleh arus sungai yang deras.

Melihat hal itu, sang pertapa merasa kasihan. Karena itu, ia segera mengulurkan tangannya ke arah kepiting untuk membantunya. Melihat tangan terjulur, dengan sigap kepiting menjepit jari si pertapa muda. Meskipun jarinya terluka karena jepitan capit kepiting, tetapi hati pertapa itu puas karena bisa menyelamatkan si kepiting.

Kemudian, dia pun melanjutkan kembali pertapaannya. Belum lama bersila dan mulai memejamkan mata, terdengar lagi bunyi suara yang sama dari arah tepi sungai. Ternyata kepiting tadi mengalami kejadian yang sama. Maka, si pertapa muda kembali mengulurkan tangannya dan membiarkan jarinya dicapit oleh kepiting demi membantunya.

Selesai membantu untuk kali kedua, ternyata kepiting terseret arus lagi. Maka, pertapa itu menolongnya kembali sehingga jari tangannya makin membengkak karena jepitan capit kepiting.

Melihat kejadian itu, ada seorang tua yang kemudian datang menghampiri dan menegur si pertapa muda, "Anak muda, perbuatanmu menolong adalah cerminan hatimu yang baik. Tetapi, mengapa demi menolong seekor kepiting engkau membiarkan capit kepiting melukaimu hingga sobek seperti itu?"

"Paman, seekor kepiting memang menggunakan capitnya untuk memegang benda. Dan saya sedang melatih mengembangkan rasa belas kasih. Maka,

saya tidak mempermasalahkan jaritangan ini terluka asalkan bisa menolong nyawa makhluk lain, walaupun itu hanya seekor kepiting," jawab si pertapa muda dengan kepuasan hati karena telah melatih sikap belas kasihnya dengan baik.

Mendengar jawaban si pertapa muda, kemudian orang tua itu memungut sebuah ranting. Ia lantas mengulurkan ranting ke arah kepiting yang terlihat kembali melawan arus sungai. Segera, si kepiting menangkap ranting itu dengan capitnya. "Lihat Anak Muda. Melatih mengembangkan sikap belas kasih memang baik, tetapi harus pula disertai dengan kebijaksanaan. Bila tujuan kita baik, yakni untuk menolong makhluk lain, bukankah tidak harus dengan cara mengorbankan diri sendiri. Ranting pun bisa kita manfaatkan, betul kan ?"

Seketika itu, si pemuda tersadar. "Terima kasih, Paman. Hari ini saya belajar sesuatu.Mengembangkan cinta kasih harus disertai dengan kebijaksanaan. Di kemudian hari, saya akan selalu ingat kebijaksanaan yang Paman ajarkan."

Mempunyai sifat belas kasih, mau memerhatikan dan menolong orang lain adalah perbuatan mulia, entah perhatian itu kita berikan kepada anak kita, orangtua, sanak saudara, teman, atau kepada siapa pun.

Tetapi, kalau cara kita salah, sering kali perhatian atau bantuan yang kita berikan bukannya memecahkan masalah, namun justru menjadi bumerang. Kita yang tadinya tidak tahu apa-apa dan hanya sekadar berniat membantu, malah harus menanggung beban dan kerugian yang tidak perlu.

Karena itu, adanya niat dan tindakan berbuat baik, seharusnya diberikan dengan cara yang tepat dan bijak. Dengan begitu, bantuan itu nantinya tidak hanya akan berdampak positif bagi yang dibantu, tetapi sekaligus membahagiakan dan membawa kebaikan pula bagi kita yang membantu.

 

Monday, September 8, 2008

Cinta dan Perkawinan Menurut Plato

Satu hari, Plato bertanya pada gurunya, "Apa itu cinta? Bagaimana saya bisa menemukannya?

Gurunya menjawab, "Ada ladang gandum yang luas didepan sana. Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah satu saja ranting. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta" Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.

Gurunya bertanya, "Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?"

Plato menjawab, "Aku hanya boleh membawa satu saja, dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali (berbalik)"

Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut. Saat kumelanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwasanya ranting-ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi, jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya"

Gurunya kemudian menjawab " Jadi ya itulah cinta"

Di hari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya, "Apa itu perkawinan? Bagaimana saya bisa menemukannya?"

Gurunya pun menjawab "Ada hutan yang subur didepan sana. Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi, karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan"

Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan membawa pohon. Pohon tersebut bukanlah pohon yang segar / subur, dan tidak juga terlalu tinggi. Pohon itu biasa-biasa saja.

Gurunya bertanya, "Mengapa kamu memotong pohon yang seperti itu?"

Plato pun menjawab, "sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong. Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini, dan kurasa tidaklah buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya"

Gurunyapun kemudian menjawab, "Dan ya itulah perkawinan"

CATATAN - KECIL :

Cinta itu semakin dicari, maka semakin tidak ditemukan. Cinta adanya di dalam lubuk hati, ketika dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih. Ketika pengharapan dan keinginan yang berlebih akan cinta, maka yang didapat adalah kehampaan... tiada sesuatupun yang didapat, dan tidak dapat dimundurkan kembali. Waktu dan masa tidak dapat diputar mundur. Terimalah cinta apa adanya.

____________ _________ _________ _________ _________ ________

Perkawinan adalah kelanjutan dari Cinta. Adalah proses mendapatkan kesempatan, ketika kamu mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada, maka akan mengurangi kesempatan untuk mendapatkannya, Ketika kesempurnaan ingin kau dapatkan, maka sia2lah waktumu dalam mendapatkan perkawinan itu, karena, sebenarnya kesempurnaan itu hampa adanya.

 

Wednesday, September 3, 2008

Orang Bijaksana

(Dhammapada XIX,258)

Seseorang tidak bisa disebut sebagai orang Bijaksana,
hanya dikarenakan ia banyak bicara.
Akan tetapi,
orang yang terbebas dari kebencian dan ketakutan,
juga tidak melekat pada apapun serta penuh damai,
barulah pantas disebut sebagai orang yang bijaksana.


(Anguttara Nikaya II,78)

Seseorang yang bijaksana,
tidak akan menceritakan keburukan orang lain,
sekalipun jika ia ditanya, apalagi jika tidak ditanya!
Namun, apabila ia perlu untuk berbicara,
sepatutnya ia mengemukakan dengan hati-hati!
Inilah arti dari perkataan," Orang tersebut bijaksana "

Selanjutnya, seseorang yang bijaksana,
sekalipun tidak ditanya,
ia akan menceritakan kebaikan orang lain.
Namun, jika ditanya dan ia perlu untuk berbicara,
sepatutnya ia memuji kebaikan orang lain tersebut,
dengan terus terang, tanpa keraguan dan jelas!
Inilah arti dari perkataan," Orang tersebut bijaksana "

Sekali lagi, seseorang yang bijaksana,
sekalipun tidak ditanya, ia membicarakan kelemahannya.
Namun, jika ditanya kelemahannya dan ia perlu bicara,
sepatutnya ia berbicara tentang kelemahannya sendiri,
dengan terus terang, tanpa keraguan dan jelas!
Inilah arti dari perkataan," Orang tersebut bijaksana "

Akhirnya, seseorang yang bijaksana,
sekalipun ditanya,
ia tidak akan membicarakan kehebatannya.
Namun, jika ditanya kehebatannya dan ia perlu bicara,
sepatutnya ia bicarakan kehebatannya dengan hati-hati,
dengan penuh keraguan dan secara singkat!
Inilah arti dari perkataan," Orang tersebut bijaksana "


Raja Asoka,Abad ke-3 SM
(Piagam Batu Kalinga No.XII)

Seseorang semestinya,
tidak hanya menghormati agamanya sendiri,
dengan menghina agama orang lain.
Melainkan dengan menghormati agama orang lain pula,
dengan demikian,
dia menjadikan agamanya sendiri berkembang,
sekaligus membantu agama lain untuk berkembang.
Apabila dia berbuat sebaliknya,
dengan menghina agama orang lain,
maka, dia akan merusak agamanya sendiri.
Sebaliknya pula, apabila dia berpikir,
saya harus mengagungkan agama saya sendiri,
ia malahan akan merusak agamanya sendiri.
Oleh sebab itu," Keharmonisanlah yang terbaik "
Marilah kita semua mau mendengarkan,
dan bersedia mendengarkan ajaran agama lain.

Sabbe satta bhavantu sukhitatta
sadhu sadhu sadhu
Namo Buddhaya

Tuesday, August 19, 2008

Memahami belum tentu mengerti menjalankannya

Memahami belum tentu mengerti menjalankannya

 

Ada seorang Umat Buddha bernama A, Si A adalah seorang Sarjana yang menguasai semua ilmu agama Buddha. Ia merasa sudah mengerti ilmu tersebut, Dengan sombongnya ia berkata " Tiada orang dunia ini mampu menandingi diri ku". Dengan langkah congkaknya ia mengajak berdebat agama Buddha dengan siapa saja ia temui, dan tak ada satupun yang bisa menandingi kemampuan beliau.

 

Seringnya ia berdebat, sampai ia tidak punya lawan bicara ia sampai akhirnya mencoba menantangi semua Anggota sanggha dan samanera yang ada di Daerah nya. Tak ada satu pun yang bisa mengalahkan beliau. Dan Ia berkata " HA!, Betapa hebatnya aku ini, semua Sanggha tidak dapat mengalahkan ilmu ku, Dan tak ada yang mampu menandingi diriku ini". Sampai suatu saat ia bertemu salah satu sanggha dan ia mengajak tanding ilmu ke agamaannya. Dan sang sanggha tak mampu mengalahkannya dan berkata pada si A "Ananda , ada suatu tempat nun jauh disana. Ada seorang Sangha yang mampu mengalahkan dirimu". Si A Kaget dan Takjub serta penasaran dan bergunam
" Mana Mungkin, Semua Sanggha dan semua samanera sudah ku kalahkan dan tidak satupun di dunia ini mampu mengalahkan diriku".

 

Lalu karena sikap penasaranya si A, ia pun mau menempuh perjalanan yang sangat jauh dan belum pernah ia lakukan sebelumnya. Dan ingin tahu siapa yang mampu menaklukan dirinya. Sampai disebuah Vihara yang sangat terpencil, yang belum pernah ia ketahui. Dan ia bergembira telah sampai. Dan ia berkata "akhirnya aku sampai ke tempat si sanggha, Pasti akan berakhir sama dengan sebelumnya, HA.... HA.... HA.....". Dengan langkah yang Tegap dan kepala mengadah keatas dan tanggan diatas pinggang dan menunjukan sifat Sombongnya kesemua orang. Setiap ia temui apa itu Samanera apa itu Sanggha ia bergumam dharma dan menantang semua samanera yang ada di vihara tersebut dan Sambil berkata " Adakah orang yang lebih mengusai pengetahuanku akan Buddha Dharma, dan ilmu Kebuddhisan selain diriku ?".

 

Lalu semua Sammanera marah dan jengkel sama orang tersebut ingin mengusir orang tersebut. lalu tiba- tiba ada seorang Samamera cilik muncul " Paman, paman, apakah  yang paman maksud ingin bertemu kepala sanggha yang ada disini ?". Dan si A berkata dengan suara lantang " Adakah orang mampu mengalahkan diriku, Tunjukan dia berada dimana sekarang ?". Lalu samanera kecil itu menunjukan jalan menuju kepala Vihara di Vihara tersebut. Dan Semua samanera dengan muka yang sangat jengkel dan ingin sekali mengusir si A dari tempat mereka. Terpaksa pasrah menerima tamu yang tak diundang dengan sombongnya itu.

Ketika tiba di aula utama Si A melihat si kepala biara sedang bermeditasi dan tersenyum. Lalu si A dengan jurus Silat lidahnya mulai ia berkata dan mengumbar teori tentang meditasi. Dan Sang sangha hanya terdiam tidak mengeluarkan satu patah kata pun dan tetap tersenyum. Si A bingung melihat tingkah sang Sangha, sangking jengkelnya si A dan berkata teori dharma dan memancing emosi si kepala biara, ia terus berceloteh Sampai 3 jam masalah meditasi sang Sanggha.Dan tidak ada kata sepatah katapun keluar dari Sang Sanggha dan selalu dengan muka tersenyum.

Si A Tambah Aneh melihat tingkah laku kepala Sangha vihara tersebut, ketika kepala Sanggha Tersebut selesai meditasi lalu ia melanjutkan dengan berdoa depan altar sang Buddha, Dan Si A bertambah usil dan mencoba menghina, mencaci dan memaki dengan cara mengajarinya cara bersembayang yang tepat, Tapi tidak digubris oleh kepala sangha vihara tersebut, malah tetap tersenyum dan terus memanjatkan doanya.

Tingkah laku Si A semakin menjadi – jadi dengan sengaja mengeluarkan kata – kata dan kalimat kasar serta mencaci maki dan menghina kepala Sangha di Vihara itu, ketika sang kepala Sangha sedang memberikan dharmadesana, Dengan Tersenyum kepala Sangha itu terus melakukan aktivitasnya tanpa melihat diri si A. Semua samanera, dan umat melihatnya sangat jengkel dan marah ingin sekali mencaci maki dan mengusir si A. Tapi karena melihat kepala Sangha divihara itu langsung bersikap sabar dan melantunkan doa.

Semakin jengkel si A melihat Tingkah sang kepala Sangha ini setiap kali si Sangha meditasi, Berdoa, dharmadesana, makan, tidur, dan bahkan kekamar kecil pun Si A terus mengikuti sambil bergumam dan berkata semua ilmu keBuddhaan yang ia miliki, Tapi sang sangha tak pernah berkata dan menjawab dari kalimat si A, Dan selalu dengan muka yang tersenyum dan pergi melanjutkan semua aktifitasnya. Selama 3 hari dan 3 malam Si A Merasa Kesal dan jengkel melihat tingkah si kepala sangha, tidak pernah menjawab dan mengubris nya seperti sangha - sangha yang lainnya.

Akhirnya Si A merasa begah dan kesal dan akhirnya ia menyerah dan berkata " Kepala Sangha, mengapa anda tidak pernah mengubris saya dan berkata apapun juga, dari ilmu saya pelajari, Saya sudah sengaja menguji seberapa pengetahuan anda akan Agama Buddha, Tapi Anda tidak menjawab satu pun, perdebatan saya , mengapa ?".

Dan akhirnya Kepala Sangha dengan muka Tersenyum dan menjawab "Akhir engkau mulai mengerti ".

Si A Binggung dan bertanya kembali " Apa Yang Ku mengerti ?".

Dan kepala Sangha itu menjawab " Apa yang kau lihat selama ini, yang aku lakukan ?".

Si menjawab " iya, saya lihat ".

Lalu kepala sangha itu berkata "Apa Yang Kamu ketahui, selama ini, dari kau lihat dari diri ku ?".

Si A menjawab " Saya melihat anda berdoa, Bermeditasi, dharmadesana dan melakukan aktivitas anda dan tidak mengeluarkan sepatah kata apapun pada diriku dan selalu tersenyum ".

Sang kepala Sangha menjawab " Itulah sebabnya aku mengatakan pada dirimu, kau sudah mengerti", lalu Si A bertanya " Maksud Guru, mohon bimbingan Guru, apa yang saya mengerti?" dengan suara pelan dan dengan tanpa menunjukan emosinya sudah tidak terlihat lagi.

Kepala sangha itu menjawab " Engkau sungguhlah pandai ananda, semua ilmu keBuddhaan sukses kau kuasai, tapi sayang engkau tidak bisa dan tidak mampu menjalankan sedikit dari ilmu yang kamu kuasai, selama ini engkau terperangkap dalam teori sutta, vinaya saja, tapi tidak pernah mau menjalankan semua yang diajarkan oleh teori sutta, vinaya sungguh sanggatlah disayangkan dirimu itu tidak pernah menjalankannya sedikitpun didalam dirimu".

Si A kaget Pernyataan sang Kepala Sanggha dan bersujud 3 kali kepada kepala sangha itu "Mohon Maaf Ku, ya Guru Agung selama ini aku salah dalam perbuatanku, dan merasa diriku paling benar, ternyata aku aku salah karena aku menguasai teori kebuddhan, tapi tidak menjalankannya, malah aku menjadi sombong, terikat, telah melakukan lobha dan menjadi annica didalam diriku, dan mulai sekarang aku bersumpah didepan altar Buddha. Aku tidak akan mengulangi semua perbuatanku. Dan aku tidak akan mengucap sebarang lagi sutta dan vinaya jikalau memang dibutuhkan untuk menasehati dan memperbaiki jalan hidup seseorang yang suram menjadi lebih baik, Terima kasih ku pada mu Guru Agung ku". Dan Kepala Sangha menjawab “ Ananda tidaklah perlu meminta maaf dari diriku, kau tidak bersalah ananda pada diriku, yang paling terutama adalah kau mau memaafkan dirimu sendiri, agar kau tidak mengulangi karma buruk mu, mulai lah kehidupanmu yang baru dengan memjalankan semua darma Buddha, dan semua ajarannya memalalui perliraku kehidupanmu ananda”. Dan Akhirnya si A Berkata “ Terima Kasih Guru Agung ku”

Dari semenjak itulah si A tidak pernah lagi mengumbar Teori kebuddhisan lagi, hanya untuk menunjukan dirinya sudah merasa menguasai agama Buddha, untuk menunjukan diri kesombongan dirinya. Untuk merasa dirinya paling benar. Tapi ia mulai menguranginya dengan tingkah laku, tutur kata dan perbuatannya. Dan ia akhirnya mengerti makna menjadi seorang umat Buddhis Sejati.

 

Sabbe Sattha Bhavantu Sukhita

Taddhaya Gate - Gate Param gate Parasamgate Bodhisuava