Friday, January 25, 2008

Ratana Sutta

Ketika itu, di kota Vesali mengalami wabah kelaparan yang
mengakibatkan banyak korban kematian bagi penduduknya terutama kaum
miskin. Karena adanya mayat yang membusuk, roh jahat mulai
bergentayangan di kota itu; yang kemudian diikuti dengan wabah campak.
Mewabahnya ketiga jenis ketakutan ini: kelaparan, mahluk halus, dan
campak mengakibatkan penduduk mencari bantuan kepada Sang Buddha yang
saat itu berdiam di Rajagaha.

Diikuti dengan sejumlah besar Bhikkhu termasuk Yang Mulia Ananda,
pengikut setiaNya, Sang Buddha datang ke kota Vesali. Tibanya Sang
Buddha diikuti dengan hujan teramat lebat dan deras, yang menyapu
semua mayat membusuk hingga udara menjadi jernih dan kota menjadi
bersih.

Setelahnya, Sang Buddha membabarkan Sutra Permata (Ratana Sutta) ini
kepada Yang Mulia Ananda, dan memberikan perintah kepadanya mengenai
bagaimana Ia harus berkeliling kota bersama penduduk Licchavi membaca
Sutra untuk tanda perlindungan bagi penduduk Vesali. Yang Mulia Ananda
mengikuti perintah tersebut dan memercikkan air suci dari mangkok Sang
Buddha kepada penduduk kota. Karenanya, semua roh jahat terusir dan
wabah campak-pun menyusut. Kemudian, Yang Mulia Ananda bersama
penduduk Vesali kembali ke Balai Umum, tempat Sang Buddha dan
pengikutnya berkumpul menanti kedatangannya. Di sana Sang Buddha
membacakan Sutra Permata tersebut kepada semua yang berkumpul:

[sunting]
Ratana Sutta (versi bahasa Indonesia)

1) Makhluk apapun juga yang berkumpul di sini, baik dari dunia maupun
ruang angkasa. Semoga semua mahluk berbahagia. Dengarkanlah dengan
seksama kata-kata yang Saya sabdakan.


2) Duhai para makhluk, perhatikanlah. Tunjukkanlah cinta kasihmu
kepada umat manusia yang mempersembahkan sesajian kepadamu siang dan
malam. Karenanya, lindungilah mereka dengan tekun.


3) Harta apa pun juga yang terdapat di sini atau di alam lain; Atau
permata tak ternilai apa pun juga di alam surga. Tiada yang menyamai
Sang Tathagata. Sesungguhnya, dalam Sang Buddha terdapat permata tak
ternilai ini. Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk berbahagia.


4) Sang Bijaksana Sakyamuni menemukan lenyapnya dukkha, terlepasnya
keinginan, pembebasan dari kematian, yang luhur; Tiada apa pun yang
dapat menyamai keagungannya. Susungguhnya, dalam Dhamma terdapat
permata tak ternilai ini. Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk
berbahagia.


5) Kesucian yang dipuja oleh Sang Buddha, dinamakan samadhi dengan
hasil segera --- tiada satu pun yang dapat menyamai tingkat samadhi
ini. Sesungguhnya, dalam Dhamma terdapat permata tak ternilai ini.
Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk berbahagia.


6) Delapan orang yang dipuja oleh sang Budiman, Keempat pasangan ini
adalah pengikut yang pantas mendapatkan pahala dari Sang Buddha ---
Pahala yang berbuah berkah berlimpah. Sesungguhnya, dalam Sangha
terdapat permata tak ternilai ini. Demi kebenaran ini, semoga semua
mahluk berbahagia.


7) Dengan tekad teguh mereka melaksanakan ajaran Gautama, tiada nafsu,
mereka menuai hasilnya; terbebaskan dari kematian, mereka menikmati
kedamaian abadi. Sesungguhnya, dalam Sangha terdapat permata tak
ternilai ini. Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk berbahagia.


Cool Bagai tertanam kokoh di dalam tanah, tak tergoyahkan oleh angin
dari empat penjuru; demikianlah orang bijaksana; Saya namakan, orang
bijaksana yang telah memahami Kesunyataan Mulia. Sesungguhnya, dalam
Sangha terdapat permata tak ternilai ini. Demi kebenaran ini, semoga
semua mahluk berbahagia.


9) Mereka yang telah memahami Kesunyataan Mulia yang dibabarkan dengan
jelas olehNya dengan kebijaksanaan hakiki. Sekalipun mereka lalai,
mereka tidak akan terlahir di delapan alam utama. Sesungguhnya, dalam
Sangha terdapat permata tak ternilai ini. Demi kebenaran ini, semoga
semua mahluk berbahagia.


10) Seseorang yang telah memahami Pandangan Benar, tiga belenggu
terlepaskan serentak, --- Sakkya-ditthi (keyakinan adanya diri yang
kekal), Vicikiccha (keragu-raguan) dan Silabbataparamassa (percaya
pada takhyul) ---. Terbebaskan dari empat alam menyedihkan. Ia tak
dapat melakukan enam kejahatan berat. Sesungguhnya, dalam Sangha
terdapat permata tak ternilai ini. Demi kebenaran ini, semoga semua
mahluk berbahagia.


11) Walaupun Ia bisa melakukan beberapa kesalahan dengan perbuatan,
perkataan dan pikiran, Ia tak dapat menyembunyikannya; Adalah
keniscayaan bagi seseorang yang telah memahami jalan mulia.
Sesungguhnya, dalam Sangha terdapat permata tak ternilai ini. Demi
kebenaran ini, semoga semua mahluk berbahagia.


12) Bagaikan hutan belukar bermekaran bunga pada awal musim panas,
demikian agunglah Dhamma menuju Nibbana yang Ia ajarkan, suatu
kebajikan sejati. Sesungguhnya, dalam Buddha terdapat permata tak
ternilai ini. Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk berbahagia.


13) Ia, Yang Maha Agung, Maha Tahu, Maha Pemberi, Pembawa Keagungan,
yang mengajarkan Keagungan Dhamma. Sesungguhnya, dalam Buddha terdapat
permata tak ternilai ini. Demi kebenaran ini, semoga semua mahluk
berbahagia.


14) Karma mereka sirna, tiada muncul karma baru, pikiran mereka telah
terbebaskan dari kelahiran kembali, benih-benih lampau dimusnahkan.
Keinginan tiada timbul kembali, kebijaksanaan muncul bagaikan terang
pelita ini. Sesungguhnya, dalam Sangha terdapat permata tak ternilai
ini. Demi kebenaran ini, semua mahluk berbahagia.


15) Makluk apapun juga yang berada disini, baik dari dunia maupun
ruang angkasa. Marilah bersama-sama kita menghormati Sang Buddha, yang
dipuja dan dipuji oleh para Dewa dan Manusia. Semoga kita berbahagia.


16) Makluk apapun juga yang berada disini, baik dari dunia maupun
ruang angkasa. Marilah bersama-sama kita menghormati Dhamma, yang
dipuja dan dipuji oleh para Dewa dan Manusia. Semoga kita berbahagia.


17)Makluk apapun juga yang berada disini, baik dari dunia maupun ruang
angkasa. Marilah bersama-sama kita menghormati Sangha, yang dipuja dan
dipuji oleh para Dewa dan Manusia. Semoga kita berbahagia


Ratana Sutta (versi bahasa Pali)

1) Yanidha bhutani samagatni, bhummani va yani va antalikkhe; Sabbe va
bhuta sumana bhavantu. Athopi sakkacca sunantu bhasitam.


2) Tasma hi bhuta nisametha sabbe, mettam karotha manusiya pajaya;
Diva ca ratto ca haranti ye balim, tasma hi ne rakkhatha appamatta.


3) Yam kinci vittam idha va huram va, saggesu va yam ratanam panitam;
Na no samam atthi Tathagatena, idampi Buddhe ratanam panitam, etena
saccena suvatthi hotu


4) Khayam viragam amatam panitam, yad-ajjhaga Sakyamuni samahito; Na
tena dhammena samatthi kinci, idampi Dhamme ratanam panitam, etena
saccena suvatthi hotu.


5) Yem Buddhasettho parivannayi sucim, samadhim-anantarikannam-ahu,
samadhim tena samo na vijjati; Idampi Dhamme ratanam panitam, etena
saccena suvatthi hotu.


6) Ye puggala attha satam pasattha, cattari etani yugani honti, te
dakkhineyya Sugatassa savaka, etesu dinnani mahapphalani; Idampi
Sanghe ratanam panitam, etena saccena suvatthi hotu.


7) ye suppayutta manasa dalhena, nikkamino Gotamasasanamhi; te
pattipatta amatam vigayha, laddha mudha nibbutim bhujamana; Idampi
Sanghe ratanam panitam, etena saccena suvatthi hotu.


Cool Yathindakhilo pathavissito siya, catubbhi vatehi asampakampiyo;
Tathupamam sappurisam vadami, yo ariyasaccani avecca passati; Idampi
Sanghe ratanam panitam, etena saccena suvatthi hotu.


9) Ye ariyasaccani vibhavayanti, gambhirapannena sudesitani; Kincapi
te honti bhusam pamatta, na te bhavam atthamam-adiyanti; Idampi Sanghe
ratanam panitam, etena saccena suvatthi hotu.


10) Saha-vassa dassanasampadaya, tayassu dhamma jahita bhavanti;
Sakkaya-ditthi vicikicchitanca, silabbatam va pi yad-atthi kinci;
Catuh-apayehi ca vippamutto, chaccabhithanani abhabba katum, idampi
Sanghe ratanam panitam, etena saccena suvatthi hotu.


11) Kincapi so kammam karoti papakam, kayena vaca uda cetasa va;
Abhabbo so tassa paticchadaya, abhhabbata ditthapadassa vutta; Idampi
Sanghe ratana panitam, etena saccena suvatthi hotu.


12) Vanappagumbe yatha phussitagge, gimhina mise pathamasmim gimhe;
Tathupamam dhammavaram adesayi, nibbinagamim paramam hitaya; Idampi
Buddhe ratanam panitam, etena saccena suvatthi hotu.


13) Varo varannu varado varaharo, anuttaro dhammavaram adesayi; Idampi
Buddhe ratanam panitam, etena saccena suvatthi hotu.


14) Khinam puranam, nava n'atthi sambhavam, virattacitta-yatike
bhavasmim, te kninabija avirulnichanda nibbanti dnira yatnayam padipo;
Idampi Sanghe ratanam panitam, etena saccena suvatthi hotu.


15) Yanidha bhutani samagatani, bhummani va yani va antaikkhe;
Tathagatam deva-manussa-pujitam, Buddnam namassama suvatthi hotu.


16) Yanidha bhutani samagatini, bnummani va yani va antalikkhe;
Tathagatam deva-manussa-pujitam, Dhammam namassama suvatthi hotu.


17) Yanidha bhutani samagatini, bhummani va yani va antalikkhe;
Tathagatam deva-manussa-pujitam, Sangham namassama suvatthi hotu.
--
Best Regards,

Sankata Lie

No comments: