Wednesday, March 19, 2008

Misteri Kematian?

Dari: suriyano, surabaya
Namo Buddhaya,
Bhante , ada beberapa hal yang hendak saya tanyakan seputar " Misteri Kematian" yaitu :
1. Apakah pengertian kematian (marana) secara Buddhis?
2. Saya berkesimpulan bahwa kita tidak pernah mati, hanya mengalami proses kehidupan saja. Benar atau salah pendapat saya ini?
3. Kalau mencapai Nibbana yang mati hanya jasmaninya saja, sedangkan kesadarannya tidak. Betulkah demikian?
Mohon penjelasannya.

Jawaban:
1. Banyak pengertian tentang kematian yang berkembang dalam masyarakat. Semula, kematian dianggap terjadi ketika seseorang sudah tidak lagi bernafas. Kemudian, setelah beberapa puluh tahun berlalu, pengertian kematian berubah yaitu ketika seseorang tidak lagi bernafas dan jantung tidak juga berdenyut. Definisi kematian terus berubah hingga saat ini. Dewasa ini, seseorang dianggap meninggal apabila otak tidak lagi menunjukkan aktifitasnya. Aktifitas otak ini dapat diukur dengan berbagai peralatan medis yang cukup canggih.

Dalam pengertian Buddhis, manusia terdiri dari badan dan batin. Batin manusia terdiri dari perasaan, pikiran, ingatan dan kesadaran. Konsep kematian menurut Buddhis terjadi apabila kesadaran sudah tidak ada lagi dalam tubuh seseorang. Pengertian ini dapat disimpulkan pada saat membaca peristiwa Sang Buddha wafat. Pada saat itu, semua bhikkhu sudah menyatakan bahwa Beliau wafat. Namun, ada satu bhikkhu bernama Y.A. Anuruddha mampu mengetahui dan mengikuti kondisi kesadaran Sang Buddha yang masuk dalam berbagai tingkat pencapaian meditasi. Beliau juga mengetahui dengan tepat saat kesadaran Sang Buddha padam. Sang Buddha wafat.
Itulah pengertian kematian dalam Ajaran Buddha.

2. Ketika pengertian kematian adalah padamnya kesadaran, maka kematian yang sesungguhnya terjadi pada kematian orang yang telah mencapai kesucian. Ia mati dan tidak terlahirkan kembali. Dengan demikian, berhenti pula proses kehidupan yang telah dijalani selama ini.
Oleh karena itu, pernyataan di atas, bahwa manusia tidak pernah mati yang ada hanya proses kehidupan akan benar untuk mereka yang belum mencapai kesucian. Mereka memang akan terus terlahir kembali di berbagai alam kehidupan.
Namun, ketika seseorang sudah mencapai kesucian, ia akan mati dan tidak akan terlahir kembali. Berhentilah proses kehidupan.
Dengan demikian, pernyataan tersebut di atas, memiliki kebenaran namun hanya sebagian, bukan sepenuhnya.

3. Dalam konsep Buddhis, pencapaian kesucian dan kematian mereka yang telah mencapai kesucian adalah termasuk konsep yang mutlak dan tidak mampu untuk dilukiskan dengan kata-kata apapun. Untuk memahami pengertian ini, haruslah dialami sendiri.
Oleh karena itu, kesadaran mereka yang meninggal dalam kondisi mencapai kesucian tidak pula mampu dikatakan sebagai 'ada' atau 'tidak ada'. Konsep 'ada' dan 'tidak ada' merupakan konsep dualisme yang sudah dilampaui oleh mereka yang telah mencapai kesucian.
Dengan demikian, jawaban atas pertanyaan ini adalah 'tidak terceritakan' atau 'tidak terlukiskan dengan kata-kata'.
Semoga jawaban ini bermanfaat untuk menambah pengertian tentang kematian dalam konsep Buddhis.
Semoga demikianlah.
Salam metta,
B. Uttamo

 

Regards,

Sankata
PT. Ecomindo Saranacipta

YDAP Building 4th Floor

Jl. Raya PAsar Minggu Kav. 45

Jakarta, 12510 - Indonesia

Phone: +62 21 7900909 Fax: +62 21 7900808

Mobile phone : +62 819 - 77669779

Email : sankata.ec@ecomindo.com, sankatalee@gmail.com | ym : sankatalee

Blog : http://sankatalee.blogspot.com

 

No comments: